Ketua RT Gaul

Ketua RT Gaul
KH Muqofin, A Mirza Bc IP MSi, Kang Didin, Mr Rohadat (ketua RT 02)

Kamis, 19 Mei 2011

WARGA RT 02 PANDANA MERDEKA GEMAR MENGAJI QURAN


MENGAJI RUTIN WARGA RT 02 PANDANA MERDEKA.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar mengaji. Usia berapapun harusnya menjadi sebuah kewajiban untuk mengaji dan mengaji. Rasulullah SAW bersabda: “Ajarkanlah anak-anakmu 3 perkara: cinta nabimu, cinta ahlul bait dan membaca Alquran.”(HR. Addaylami). warga RT 02 selama ini sudah aktif setiap malam jumat melaksanakan program mengaji bersama.puluhan warga sudah menjadi semacam rutinitas tiap malam jumat.
Dari hadits yang diktip diatas tersebut, kita dapat tarik kesimpulan bahwa belajar mengaji untuk anak adalah kewajiban orang tua. Anak sebagai amanah dari Allah harus dibimbing ke jalan-Nya agar dapat mengenal dan mengetahui ajaran-Nya dan sudah sepantasnya kita sendiri yang melakukannya. Namun karena kesibukan kita tidak sempat untuk mengajarinya.
Oleh karena itu kita mempercayakan tugas ini kepada tempat belajar mengaji untuk anak atau seorang guru ngaji sehingga belajar mengaji untuk anak yang merupakan kewajiban kita sebagai orang tua menjadi gugur. Selain itu cita-cita atau idaman setiap orang tua untuk mendapat anak shalih/shalihah dapat terwujud. Paling tidak lantunan ayat suci Alquran yang mereka bacakan di rumah dapat menjadi penyejuk hati, pemecah kesunyian rumah kita bahkan kelak mereka dapat membacakan ayat suci Alquran untuk kita orang tuanya di saat tubuh kita terbujur kaku dan tidak bisa beramal lagi di tengah gelapnya kubur. Amin Ya Robbal ‘Alamin!
Apakah kewajiban mengaji hanya untuk anak-anak? Tentu saja tidak. Orang tua atau orang dewasa juga harus mengaji kan...
Andai saja gerakan gemar mengaji yang semula hanya setiap malam jumat menjadi setiap maghrib. Owh alangkah indahnya. Himbauan dan program Menteri Agama, Suryadharma Ali program gemar mengaji semestinya bisa terlaksana. Menurut dia, gerakan ini punya banyak manfaat. Salah satunya sebagai terobosan memperbaiki akhlak dan membantu generasi muda lebih memahami agamanya.
Enam provinsi ditetapkan sebagai percontohan pelaksanaan gerakan ini. Keenam provinsi itu adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ada sekitar 800 ribu masjid dan mushala yang diikutsertakan untuk mendukung gerakan tersebut.
Pemerintah pun mengerahkan 95 ribu penyuluh agama di seluruh negeri. Ia menjelaskan, kebiasaan mengaji di waktu Maghrib dan Isya sekarang ini sudah cenderung ditinggalkan oleh orang dewasa, termasuk remaja dan anak-anak. Sebenarnya, mengaji setelah Maghrib adalah kebiasaan yang sudah ada, namun mesti digalakkan lagi karena sudah semakin tenggelam.
Lebih jauh, gerakan mengaji dapat membantu upaya membendung hedonisme yang menyusup ke dalam kehidupan umat Islam. "Kami menyasar semua kalangan, orang dewasa juga remaja masjid dan anak-anak," katanya.
Dalam hal ini, orang tua juga mempunyai peran besar. Mereka dituntut fokus untuk mengajar anak-anaknya membaca Alquran daripada membiarkannya menonton tayangan televisi. Pada kesempatan tersebut, orang tua berkesempatan menanamkan dan memperkuat nilai-nilai akhlak pada anaknya agar mereka mempunyai pegangan agama yang kuat dan tak mudah tergoda hal-hal yang menyesatkan. "Keluarga Muslim harus bangga mengajarkan anaknya baca tulis Alquran
Merupakan terobosan memperbaiki akhlak. Kehadiran gerakan ini menjadi makin penting seiring munculnya beragam aliran sesat dan sempalan di Indonesia sebagai akibat kekosongan dakwah. Agar lebih masif, sosialisasi dilakukan melalui Musabaqah Tilawatil Quran tingkat provinsi hingga kecamatan.
Tujuannya, membaca Alquran tak hanya dilombakan, tetapi betul-betul diamalkan. Semoga, ujar dia, Gemar Mengaji ini memicu orang tua untuk mengajak anak-anaknya mengaji di rumah atau di masjid setelah shalat Maghrib. Ia pun mengimbau agar keluarga Muslim mematikan televisi antara Maghrib dan Isya.
Biasanya, jam segitu hanya menampilkan acara-acara yang tidak bernilai pendidikan dan cenderung dapat merusak tatanan perilaku akhlak. Biasanya, orang dewasa asyik menonton televisi setelah Maghrib hingga anak-anak mereka enggan untuk meninggalkan televisi dan melewatkan kesempatan untuk mengaji.
Kebiasaan Maghrib yang dulu santer dikalahkan oleh keasyikan menonton tayangan televisi. Di samping itu, Gemar Mengaji ini diyakini mampu menangkal pengaruh media lainnya seperi telepon seluler, internet, komik, maupun majalah. Ia menambahkan, setiap keluarga Muslim semestinya mempunyai kitab suci Alquran. Dan bisa membacanya.hehehehe… HAYO PILIH MANA NONTON TV APA MENGAJI. Kalau aku jelas. Pilih Mengaji baru nonton TV. (dr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar